Membaca Q.S. al-Baqarah/2: 155-156 dan Q.S. Ibrahim/14: 9

Ayat Al-Qur’an berikut ini berisi pesan-pesan mulia agar supaya kita sabar dalam menghadapai musibah dan ujian seperti di masa pandemi virus Covid 19, bencana alam, kekurangan harta benda dan semacamnya agar supaya generasi kita menjadi tangguh dan kuat dalam menghadapai kehidupan.

Bacalah ayat berikut berulang-ulang secara tartil hingga kalian lancer dan fasih melafalkannya!

a. Q.S. al-Baqarah/ 2: 155-156

b. Q.S. Ibrahim/ 14: 9

Menerjemahkan Q.S. al-Baqarah/2: 155-156 dan Q.S. Ibrahim/14: 9

a. Menerjemahkan Q.S. al-Baqarah/2: 155-156

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn”.* (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali)”.

*Kalimat ini dinamakan kalimat istirjā’ (pernyataan kembali kepada Allah). Disunnahkan mlafalkannya pada waktu ditimpa musibah, baik besar atau kecil.


b. Menerjemahkan Q.S. Ibrahim/14: 9

“Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud dan orang-orang setelah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti (yang nyata), namun mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata, “Sesungguhnya kami tidak percaya akan (bukti bahwa) kamu diutus (kepada kami), dan kami benarbenar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu serukan kepada kami.

Memahami Asbabun Nuzul Q.S. al-Baqarah/2: 155-156

dan Q.S. Ibrahim/14: 9

a. Asbabun Nuzul Q.S. al-Baqarah/2: 155-156

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ummu Salamah yang bercerita: bahwa pada suatu hari Abu Salamah mendatangiku dari tempat Rasulullah Saw. lalu ia menceritakan, aku telah mendengar ucapan Rasulullah Saw. yang membuat aku mereka senang, yaitu sabda beliau yang artinya: “Tidaklah seseorang dari kaum muslimin ditimpa musibah, lalu ia membaca innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un kemudian mengucapkan:

(Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah gantipadaku yang lebih baik darinya) melainkan akan dikabulkan doanya itu.”Ummu Salamah bertutur, kemudian aku menghafal doa dari beliau itu, dan ketika Abu Salamah meninggal dunia, maka aku pun mengucapkan, innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’un, dan mengucapkan, ‘Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti kepadaku yang lebih baik darinya.’ Kemudian mengintrospeksi diri, dengan bertanya, “Dari mana aku akan memperoleh yang lebih baik dari Abu Salamah?” Setelah masa iddahku berakhir, Rasulullah izin kepadaku. Ketika itu aku sedang menyamak kulit milikku, lalu aku mencuci tanganku dari qaradz (daun yang digunakan menyamak). Lalu kuizinkan beliau masuk dan ku-siapkan untuknya bantal tempat duduk yang isinya dari sabut, maka beliau pun duduk di atasnya.

Lalu beliau menyampaikan lamaran kepada diriku.

Setelah selesai beliau berbicara, kukatakan, “Ya Rasulullah, kondisiku akan membuat Anda tak berminat. Aku ini seorang wanita yang sangat pecemburu, maka aku takut Anda mendapatkan diriku sesuatu yang karenanya Allah akan mengadzabku, dan aku sendiri sudah tua dan mempunyai banyak anak.” Maka beliau bersabda, “Mengenai kecemburuanmu yang engkau sebutkan maka semoga Allah melenyapkannya dari dirimu. Dan usia tua yang engkau sebutkan, maka aku pun juga mengalami apa yang engkau alami. Dan mengenai keluarga yang engkau sebutkan itu, maka sesungguhnya keluargamu adalah keluargaku juga.” (HR. Ahmad: 4/27)


b. Asbabun Nuzul Q.S. Ibrahim/14: 9

Dalam ayat ini, Allah Swt. bertanya kepada umat manusia apakah mereka pernah mendapatkan berita tentang umat-umat yang terdahulu, serta berita tentang peristiwa yang mereka alami, misalnya berita tentang kaum Nabi Nuh, kaum ‘Ad dan kaum Tsamud, serta umat yang datang sesudah mereka, yang hanya Allah sajalah yang benar-benar mengetahuinya?

Mereka mendustakan para rasul padahal telah membawa bukti-bukti yang nyata. Mereka menutupkan tangan ke mulut untuk menunjukkan kebencian kepada para rasul tersebut, seraya berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa-apa yang diperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada kami.” Di samping itu, umat-umat tersebut juga mengatakan kepada para rasul bahwa mereka berada dalam keragu-raguan dan tidak yakin akan kebenaran yang diserukan para rasul kepada mereka.

Allah Swt. telah menceritakan kepada kita berita tentang kaum Nuh, kaum ‘Ad, kaum Tsamud, dan umat-umat lainnya di masa silam yang mendustakan para rasul. Jumlah mereka tidak terhitung, hanya Allah Swt. yang mengetahuinya


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel