Definisi Syu’abul Iman

Menurut Syeikh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi dalam kitab Qamiuth-Thughyan ‘ala Manzhumati Syu’abu al-Iman, iman yang terdiri dari enam pilar seperti tersebut di atas, memiliki beberapa bagian (unsur) dan perilaku yang dapat menambah amal manusia jika dilakukan semuanya, namun juga dapat mengurangi amal manusia apabila ditinggalkannya.


Terdapat 77 cabang iman, di mana setiap cabang merupakan amalan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang mengaku beriman (mukmin). Tujuh puluh tujuh cabang itulah yang disebut dengan syu’abul iman. Bilamana 77 amalan tersebut dilakukan seluruhnya, maka telah sempurnalah imannya, namun apabila ada yang ditinggalkan, maka berkuranglah kesempurnaan imannya.

Jika setiap muslim mampu menghayati dan mengamalkan tiap-tiap cabang iman yang berjumlah 77 tersebut, maka niscaya ia akan merasakan nikmat dan lezatnya mengimplementasikan hakikat iman dalam kehidupan.

Dalil Naqli tentang Syu’abul Iman

Amalan-amalan yang merupakan cabang dari iman sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad Saw. yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Hurairah RA:

Artinya: Dari Abu Hurairah ra.berkata, Rasulullah Saw. bersabda: Iman itu 77 (tujuh puluh tujuh) lebih cabangnya, yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaha illallah, dan yang paling kurang adalah menyingkirkan apa yang akan menghalangi orang di jalan, dan malu itu salah satu dari cabang iman (HR. Muslim).

Sabda Rasulullah Saw. yang lain terkait dengan cabang-cabang iman adalah sebagai berikut: Dari Anas r.a., dari Nabi Saw. beliau bersabda, tiga hal yang barang siapa ia memilikinya, maka ia akan merasakan manisnya iman. (yaitu) menjadikan Allah Swt. dan Rasul-Nya lebih dicintai dari selainnya, mencintai (sesuatu) semata-mata karena Allah Swt. dan benci kepada kekufuran, sebagaimana bencinya ia jika dilempar ke dalam api neraka. (HR. Bukhari Muslim)

Baca juga :

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel